Lompat ke isi utama

Berita

Literasi Pojok Pengawasan Vol. 07: Perempuan, Elemen Strategis dalam Pengawasan Pemilu

1

Semarapura, Bawaslu Klungkung – Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kabupaten Klungkung mengikuti kegiatan Literasi Pojok Pengawasan Volume 07 dengan tema “Isu-Isu Strategis Perempuan dalam Pengawasan Pemilu/Pemilihan (Sebuah Analisa Kerawanan di Setiap Tahapan)”. Kegiatan ini berlangsung pada Senin, 29 September 2025 pukul 10.00 WIB secara daring melalui Zoom Meeting dan disiarkan langsung di kanal YouTube Bawaslu Jateng.

Acara dibuka oleh Muhammad Amin, S.AP., M.H., Ketua Bawaslu Provinsi Jawa Tengah. Hadir pula sebagai keynote speaker Diana Ariyanti, SP., Koordinator Divisi Hukum & Diklat Bawaslu Jateng. Adapun narasumber utama dalam kegiatan ini yaitu: Ketut Ariyani, S.E., M.M., M.H. – Koordinator Divisi Pencegahan & Partisipasi Masyarakat, Hubungan Masyarakat Bawaslu Provinsi Bali. Sri Anjarwati, M.Kom. – Koordinator Divisi Pencegahan, Partisipasi Masyarakat & Hubungan Masyarakat Bawaslu Kabupaten Tegal.

Dalam diskusi, para narasumber menyoroti isu-isu krusial yang sering dihadapi perempuan pada tahapan pemungutan suara, mulai dari hambatan fisik, keterbatasan aksesibilitas, hingga kerentanan diskriminasi.Ketut Ariyani menegaskan pentingnya peran perempuan dalam demokrasi. “Demokrasi membutuhkan partisipasi semua pihak, termasuk perempuan. Keterlibatan mereka memperkuat keadilan demokrasi sekaligus menghadirkan pengawasan yang responsif gender,” ujarnya. Ia juga menguraikan isu strategis yang dihadapi, mulai dari minimnya representasi perempuan (hanya 15,5% pengawas di tingkat provinsi/kabupaten), hambatan sosial budaya, kekerasan politik berbasis gender, hingga kesenjangan literasi digital.

Sri Anjarwati menambahkan perspektif yang lebih humanis tentang peran perempuan pengawas. “Perempuan hadir dengan mata yang awas dan hati yang tulus, tegas melindungi suara rakyat, lembut menjaga martabatnya. Namun, mereka kerap menghadapi hambatan ganda sebagai pemilih, peserta, maupun pengawas,” jelasnya. Ia menekankan bahwa perempuan bukan sekadar penonton, melainkan penggerak bangsa dengan semangat women support women.

Kedua narasumber sepakat bahwa strategi penguatan peran perempuan mencakup penambahan kuota representasi, peningkatan kapasitas lewat pelatihan dan literasi digital, serta perlindungan hukum dari kekerasan politik berbasis gender.

Melalui forum literasi ini, Bawaslu menegaskan bahwa perempuan adalah elemen strategis dalam pengawasan pemilu. Tantangan masih ada, namun dengan komitmen bersama, perempuan dapat menjadi agen perubahan yang membawa transparansi, akuntabilitas, dan keadilan dalam demokrasi Indonesia.

Humas Bawaslu Klungkung

Tag
Berita