SKPP Dasar Hari Kedua. Ariyani : Buktikan Kalian Merupakan Kader Yang Berbicara Lantang Menolak Hal – Hal Yang Dapat Merusak Demokrasi.
|
Ketua Bawaslu Provinsi Bali, Ketut Ariyani dalam acara Sekolah Kader Pengawas Partisipatif (SKPP) Tingkat Dasar titik 2, (29/6)
Gianyar, Bawaslu Bali
Hadi kedua pelaksanaan Sekolah Kader Pengawas Partisipatif tingkat dasar di titik dua, Ketua Bawaslu Provinsi Bali, Ketut Ariyani menyampaikan kepada seluruh peserta yang telah mencapai tahapan ini untuk berteriak lantang menolak sesuatu yang dapat merusak Demokrasi di Indonesia. Hal tersebut disampaikannya pada saat memberikan materi terkait Pemilu dan Demokrasi, Selasa (29/6).
“Saya ucapkan selamat untuk peserta Sekolah Kader Pengawas yang telah mencapai pada tahapan ini, kalian adalah orang – orang terpilih dari seleksi yang kami selenggarakan, dan saya sangat berharap kalian adalah garda depan untuk menyuarakan penolakan terhadap hal – hal yang dapat merusak Demokrasi kita,” ujarnya penuh semangat.
Lebih lanjut, Ariyani mengatakan bahwa setelah tahapan ini, tugas Kader nantinya adalah menjadi mata yang selalu mengawasi, dan mulut yang akan selalu mensosialisasikan amanat Undang – Undang kepada masyarakat luas.
“Setelah tahapan ini, para Kader memiliki tugas sebagai mata di masyarakat untuk selalu mengawasi kelangsungan Demokrasi, dan menjadi mulut yang akan selalu mensosialisasikan amanat Undang – Undang, sampaikan kepada publik apa yang boleh dan tidak dilakukan saat tahapan Pemilu ataupun Pemilihan dari lingkungan terkecil kalian,” pungkas mantan Panwas Buleleng tersebut.
Senada dengan Ariyani, Kordinator Divisi Pengawasan dan Hubungan Antar Lembaga Bawaslu Provinsi Nusa Tenggara Timur, Jembris Fointuna menuturkan bahwa jumlah para pengawas dengan peserta pemilu itu tidak seimbang, itulah mengapa para pengawas partisipatif ini dibutuhkan.
“Jika kita bicara partisipatif, maka kita juga harus melihat, jumlah Pengawas dengan Peserta Pemilu itu tidak seimbang, sedangkan pelanggaran bisa terjadi dimana saja, inilah mengapa peran aktif masyarakat sangat penting, jika diibaratkan lapangan bola, kami pengawas itu wasitnya, peserta adalah pemainnya, sedangkan kalian, masyarakat adalah kamera – kamera yang akan merekam kejadian di lapangan tersebut. Ini akan sangat efektif apabila seluruh segmen masyarakat sadar betapa pentingnya Demokrasi yang bersih,” tutur Jembris.*